Masjid An-Nabawi

Masjid An-Nabawi
Rawdah

Tuesday, March 30, 2010

Tharikat Muktabaroh Di Indonesia

Oleh : Ferry Djajaprana

Tharikat adalah suatu metode atau tata-cara yang harus ditempuh oleh seorang salik (orang yang menjalankan/mempraktekkan kehidupan sufistik), dalam rangka membersihkan jiwanya sehingga dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Pada mulanya metode tersebut dilakukan oleh Sufi besar dan kemudian diikuti murid-muridnya. Pada perkembangan berikutnya membentuk suatu jam'iyyah (organisasi) yang disebut tharikat.

Sebagai contoh dalam tharikat amalan ritualnya bersifat kesufian dan sangat pribadi. Seperti di Tharikat Qadiriyah wa Naqshabandiyah ada dzikir Jahr Nafi itsbat (la Ilaha Illa Allah) dan Ismu Dzat (Allah-Allah) dzikir khafi dan dzikir Sir yang dilakukan sehabis shalat lima waktu.
Di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) - Jamiyyah Ahli Thariqah Al Mu'tabarah An Nadhliyyah mengelompokkan tharikat mu'tabarh dan ghairu mu'tabarah.

Tharikat Muktabarah adalah tharikat yang masih mendapat penilaian benar atau baik, karena ajarannya sesuai dengan al Quran dan Al Hadits, mempunyai persambungan sanad dengan Abu Bakar dan Ali Bin Abi Thalib r.a. karena menurut tharekat hanya ke dua sahabat itulah yang menerima ilmu secara khusus dan baiat dan ajaran (talqin) langsung dari nabi Muhammad SAW, yang diperolehnya melalui malaikat Jibril A.S. dan Jibril mendapatkannya dari Allah SWT.

Tharikat Ghairu Muktabarah artinya tharikat ini tidak termasuk hitungan yang dianggap tidak benar karena ajarannya menyimpang dari tuntunan Islam.
Sejak awal kemunculannya thariqah terus mengalami perkembangan dan penyebarluasan ke berbagai negeri,sejalan dgn tumbuh kembangnya aliran-aliran dalam thariqah.dalam kitab Dairatul Ma'arif Al Islamiyyah disebutkan ada 163 aliran thariqah yg salah satu diantaranya memiliki 17 cabang.sementara Syaikh Muhammad Taufiq Al Bakri dlm kitabnya Baitush Shiddiq menyebutkan aliran2 thariqah di dunia Islam(yg lama atau yg baru)kurang lebih sekitar 124 aliran thariqah.

Menurut jammiyah ahli thariqah thariqah yg mu'tabar ada sekitar 43 aliran thariqah antara lain:
1.Abbasiyyah
2.Ahmadiyyah
3.Akbariyyah
4.Alawiyyah
5.Baerumiyyah
6.Bakdasiyyah
7.Bakriyyah
8.Bayumiyyah
9.Buhuriyyah
10.Dasuqiyyah
11.Ghoibiyyah
12.Ghazaliyyah
13.Haddadiyah
14.Hamzawiyyah
15.Idrisiyyah
16.Idrusiyyah
17.Shollollohu Alaihi Wassalamiyyah
18.Jalwatiyyah
19.Justiyyah
20.Junaidiyyah
21.Khodliriyyah
22.Khalwatiyyah
23.Kholidiyah wa Naqsabandiyyah
24.Kubrawiyyah
25.Madbuliyyah
26.Malamiyyah
27.Maulawiyyah
28.Qadiriyyah wa Naqsabandiyah
29.Rifaiyyah
30.Rumiyah
31.Sa'diyah
32.Samaniyyah
33.Sumbuliyyah
34.Sya'baniyyah
35.Syadzaliyyah
36.Syathariyyah
37.Syuhrawiyyah
38.Tijjaniyyah
39.Umariyyah
40.Usyaqiyyah
41.Utsmaniyyah
42.Uwaisiyyah
43.Zainiyyah

Tujuan tharikat adalah mempelajari kesalahan-kesalahan pribadi, baik dalam melakukan amal ibadah (hablu minallah) atau dalam bergaul sesama manusia (hablu minanas) dan memperbaikinya. Pekerjaannya dilakukan oleh mursyid (guru spiritual) yang pengetahuannya lebih baik dari pada muridnya.

Menurut anggaran dasar Jam'iyah ahli tharikat tujuannya tharikat adalah sebagai berikut :
1. Mengusahakan berlakunya syariat Islam lahir dan bathin dengan berhaluan ahlus sunah wal jamaah yang berpegang pada mazhab empat.
2. Mempergiat dan meningkatkan amal shalih lahir dan bathin menurut ajaran ulama sholihin dengan baiat shalihah.
3. Mengadakan pengajian khusus khususi dan tawajjuhan (dzikrullah).

Monday, March 15, 2010

KEDUDUKAN SYEIKH AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN QS. (ABAH ANOM) PANDANGAN SAYYID MUHAMMAD BIN ‘ALAWI AL-MALIKI AL-HASANI RA

KEDUDUKAN SYEKH AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN QS. (ABAH ANOM) PANDANGAN SAYYID MUHAMMAD BIN ‘ALAWI AL-MALIKI RA

SYEKH AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN



Kisah ini diambil dari majalah nuqthoh terbitan yang no 9 tanggal 26 januari 2010 M, hal 32 dengan judul “Mengenal Abah Anom melalui pandangan batinnya” .

MENGAKUI KEMULIAAN ABAH ANOM Kurang dari 40 hari menjelang wafatnya Beliau Sayyid Muhammad Al-Maliki ra. Salah seorang santrinya asal garut bernama KH. Dodi Firmansyah ditanya oleh almarhum. Kiyai muda asal Garut tersebut terperanjat saat al-‘alamah tersebut m,enanyakan sosok guru yang telah menanamkan kalimat agung dilubuk hatinya. Lebih terkejut lagi saat Ulama tersebut “tercekat” sewaktu disebutkan nama Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin. Secara sepontan Beliau menyebutkan bahwa Syekh ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman ( Rajanya para wali jaman sekarang ) bahkan beliaupun menyebutkan Qoddasallohu sirrohu bukan rodliyallohu ‘anhu seperti yang kebanyakan disebutkan oleh para ikhwan. Walaupun secara dhohir Syekh Muhammad Alawy Al-Maliki belum bertemu dengan pangersa Abah namun keduanya telah mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu.

PROFIL ATAU BIOGRAFI SAYYID MUHAMMAD BIN ‘ALAWI AL-MALIKI RA


Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki, dekat Bab As-salam.Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul “Hadist al-Jumah” profil beliau selanjutnya bisa dibuka di alamat http://cupi-flight29.blog.friendster.com halaman atau judul Sayyid Muhammad ibn Alwi Al-Maliki

Sekilas profil KH.Dodi Firmansyah Usianya masih muda kelahiran garut tahun 1978. Sejak usia SMP ia dikenal ahli hikmah sedangkan ketertarikan dalam dunia tasawwuf ia ke Pondok Pesanttren Suryalaya sejak dimulai kelas 4 SD . Kiayi ini pernah di didik langsung oleh almarhum Al-Alamah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki ra di mekkah selama 6 tahun. Pulang mesantren dari mekkah pada tahun 2006, kiyai ini menikah dengan Hj.Siti Fatimah putrid seorang pengusaha asal tasik Malaya dan dikaruniai putra yang diberinama M.Lutfi L. Makki Majalah Noqthoh hal. 41: Pendapat KH.Dodi tentang sosok Pangersa Abah Anom : Saya tidak bias mengungkapkannya dengan kata-kata. Cukuplah 2 pendapat Ulama kelas dunia yang mengomentarinya. Pertama ungkapan dari guru saya sendiri di mekkah, yaitu Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas Al-Maliki ra. Beliau sendiri yang mengungkapkan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs. Adalah Sulthon Awliya fi Hadza Zaman dan kedua Mursyid Kammil Mukammil Thoriqoh Naqsyabandi Al-Haqqani, As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani, sufi kenamaan dari Cyprus yang menyebutkan Pangersa Abah (Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs) adalah Sufi agung di timur jauh.

Dalam majalah sintoris (Sinar thoriqoh islam) disebutkan As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani ra mengatakan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs adalah wali agung ditimur jauh. hal itu pernah disampaikan juga di kampus oleh KH.Wafiuddin setelah mendampingi syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani ke P.P.Suryalaya.