Masjid An-Nabawi

Masjid An-Nabawi
Rawdah

Wednesday, May 27, 2009

Tawassul Mencegah Wabak

Mula-mula burung, la ni b*b* pulak. Satu dunia jadi risau dek makhluk seni ciptaan Allah s.w.t... Allahu ... Allah. Selain berikhtiar secara lahiriah seperti menggunakan vaksin dan sebagainya, para ulama kita telah mengajar beberapa amalan yang boleh dijadikan ikhtiar memohon perlindungan Allah s.w.t dari ancaman makhluk Allah s.w.t. yang bernama virus wabak tersebut. Antara yang masyhur diamalkan adalah tawassul dengan Ahlul Kisa` yang lima. Malangnya sekarang, muncul kat Mesia ni, golongan yang bermudah-mudah menuduh orang yang menyebut-nyebut Ahlul Kisa` sebagai Syiah. (catatan: Deme ni dok tuduh orang bermudah-mudah tuduh deme wahabi, deme pun apa kurangnya bermudah-mudah menuduh orang lain syiah, jahmiah, kuburi dan dan dan sebagainya). Ketahuilah mencintai Ahlul Kisa` adalah ajaran Sunni bukan semata-mata monopoli puak Syiah. Antara ulama Sunni yang menyebut mengenai amalan tawassul dengan Ahlul Kisa` sebagai sarana mencegah wabak penyakit adalah al-Qadhi asy-Syaikh Yusuf bin Isma`il an-Nabhaani rahimahUllah. Dalam karyanya "Sa`aadatud Daarain" halaman 627 beliau menyatakan bahawa amalan tersebut antara yang mujarrab untuk mencegah wabak.


Kujadikan lima orang sebagai wasilah kepada Yang Maha Kuasa
Untuk kupadamkan dengan keberkatan mereka
Akan kepanasan wabak dan kebinasaannya
Junjungan Nabi al-Musthafa
Baginda 'Ali al-Murthada
Dua anak mereka
Imam Hasan dan Imam Husain saudaranya
Dan bonda mereka Siti Faathimah juga

Oleh itu, sesiapa yang nak beramal dengan tawassul tersebut, biarkanlah sahaja, takkan jadi Syiah dengan semata-mata menyebut Ahlul Kisa`. Lagipun, amalan tersebut disebut dengan shorih oleh ulama sunni panutan kita. Sesiapa yang tak emboh, dak ngape jugok ... lana a'maaluna wa lakum a'maalukum. -

Wednesday, May 13, 2009

Syaikh Habib al-’Ajami

BismillahirRahmaanirRahiim

{In Bahasa Indonesia Translation & below IN ENGLISH}

Bahasa Indonesia: Hasan al-Basri (semoga Allah memberkatinya) adalah seorang imam yang terkenal dan di masanya, hidup Habib al-’Ajami (semoga Allah mensucikan jiwanya). Beliau bukan seorang Arab, tapi dari Persia atau Bukhara, dan (beliau) buta huruf.

Suatu ketika Habib al-’Ajami sedang duduk di depan khaniqahnya (pondokan untuk berdzikir), tiba-tiba Hasan al-Basri datang dengan tergopoh-gopoh. “Oh Habib, sembunyikan aku karena Hajjaj, wakil gubernur, mengutus tentaranya untuk menangkapku. Sembunyikan aku!” kata Hasan al Basri. Dan Habib membalas “Masuklah ke dalam dan bersembunyilah.” Hasan masuk ke dalam dan menemukan sebuah tempat untuk bersembunyi. Beberapa saat kemudian, beberapa tentara menghampiri Habib, “Apakah anda melihat Hasan al-Basri?”

“Ya, Aku melihatnya di dalam. Dia ada di dalam.”

Mereka masuk ke dalam dan melihat ke sekeliling, melihat ke segala arah, bahkan menyentuh kepala Hasan al-Basri, dan beliau melihat mereka dengan ketakutan. Kemudian pasukan itu keluar, dan berkata kepada Habib,”Apa sekarang anda tidak malu (karena) anda telah berdusta. Di mana dia? Hajjaj akan berurusan dengan orang yang bekerja sama dengan Hasan al-Basri, dan itu cocok dengan anda. Anda berkata bahwa dia berada di dalam, apakah anda tidak malu telah berdusta!”

“Di dalam, Aku tidak berdusta. Dia di dalam.”

Sekali lagi, mereka masuk. Lalu, dengan sangat marah, mereka pergi. Kemudian Hasan al-Basri keluar. “Oh, Syaikh, apa ini? Aku datang kapadamu, memintamu untuk menjagaku dan engkau mengatakan kepada tentara bahwa aku berada di dalam.” “Ya Hasan, ya Imam, najawt min sidqi-l-kalaam –engkau diselamatkan oleh kebenaranku! Aku mengatakan kebenaran dan Allah melindungimu karena aku berkata dengan jujur. Aku berkata, “Wahai Tuhanku, ini adalah Hasan al-Basri, hamba-Mu, dia datang meminta pertolonganku, berkata, ‘Sembunyikan aku, jagalah aku!’ Aku tidak bisa melindunginya. Aku mempercayakan dia kepada-Mu, menyerahkan dia kepada-Mu sebagai amanat dariku. Engkau melindunginya.’ Aku hanya mengatakan hal itu dan membaca Ayat al-Kursi.”

Karena itulah para tentara tiada pun dapat melihatnya.

IN ENGLISH: Hasan al-Basri, may Allah bless him, was a famous Imam (religious leader) and during his time there was Habib al-’Ajami. He was not an Arab: from Persia or from Bukhara and an illiterate person also.

Once when Habib al-’Ajami was sitting in front of his khaneqah, his takkiyah. Imam Hasan al-Basri came running. Hasan said, “O Habib, hide me, because Hajjaj, the Calipha’s governor, is sending his soldiers to catch me. Hide me!?” And Habib said, “Go inside and hide yourself”. Hasan went in and finding a place, hid himself. Then afterwards, soldiers came running, asking Habib, “Have you seen Hasan al-Basri?”

“Yes, I saw him inside, He is inside.”

They went in and looked around, looking everywhere, everywhere, even going and peeping on Hasan al Basri’s head. He looked around in fear. Then the soldiers went out, saying to Habib, “Now aren’t you ashamed, telling a lie? Where is he? Hajjaj will deal with the one who cooperates with Hasan al-Basri, and that will be appropriate for you. You said that he was inside, are you not ashamed of lying!”

“Inside, I am not lying. He is inside.”

Once again they searched; they couldn’t find him, then, very angry, the solders went away. Then Hasan al-Basri came out. “O Sheikh, what is this? I came to you asking you to help me and you told the soldiers, ‘Inside’.”

“Yes Hasan, ya Imam najaut min sidq il-kalam -you were saved by my truth I told the truth and Allah protected you because I spoke truthfully. I said, ‘O my Lord, this Hasan al-Basri, Your servant, came to me and said, ‘Hide me, keep me!’ I can’t protect him. I entrust him to You, giving him to You as my trust. You protect him.’ I only said that and recited Ayat al-Kursi.”

For that reason the soldiers could not see him even.

Kutipan mutiara ceramah As-Sayyid Shaykh Muhammad Nazim,
Penulis Buku Mercy Oceans & Keturunan Nabi Muhammad saw.
A part of the speeches of As Sayyid Shaykh Muhammad Nazim,
Author of Mercy Oceans & descendant of the Holy Prophet (saws)